“Perjanjiannya adalah kau harus memberiku uang setiap bulan atau setiap aku memintanya. Aku tidak peduli kau punya atau tidak. Aku tidak akan membunuhmu sekarang. Kau tau? Sekarang sudah hampir dua bulan lebih. Jadi dimana uang untukku?” ucapnya. Aku tidak bisa bernafas karena ia mencekkikku semakin erat. Aku menggerakkan tubuhku untuk melawan. Namun aku tidak bisa melawan tubuhnya yang terlampau besar dari diriku. Aku merasa mataku berkunang-kunang. Lalu tiba-tiba aku mendengar suara pukulan keras. Pegangan pada leherku melonggar dan terlepas. Tubuhku dan tubuh appa terjatuh ke lantai bersamaan. Hal terakhir yang aku lihat adalah wajah Seunghyun, aku terjatuh di pelukannya.
—
“OMO!” aku terbangun dengan berteriak.
“shhhhh, gwenchana.” Ucap Seunghyun lembut.
Aku tertidur di pangkuan Seunghyun. Aku duduk dan mulai menangis.
Continue reading